Ibadah haji adalah suatu kenikmatan dibumi, anggapannya haji itu seperti gambaran refleksi kehidupan kita selama di dunia ini.Jika selama hidup, kita baik maka allah pasti akan langsung membalaskan semua kebaikan kita saat pergi haji. Namun ketika di dunia kita jahat maka allah pun akan langsung membalasnya.
Aku memang belum pernah pergi ke tanah suci makkah. Tapi suatu saat nanti aku yakin aku bisa kesana, insyaallah jika allah mengijinkan. Sekaligus memberangkatkan kedua orangtuaku pergi haji.
Yang penting kita memantaskan diri agar allah bisa mencintai dan ridha kepada kita, bila allah sudah ridha insyaallah kita pasti diundang kerumahnya.
Aku punya 2 cerita tentang orang terdekatku yang sudah pergi haji. Pertama tetanggaku dia itu pengusaha sapu namanya pak Tawa dan ibu Namah dia itu bukan orang berpendidikan karena untuk baca tulis saja dia tidak bisa tapi ia selalu tertawa baik dalam keadaan suka maupun duka yah anggapannya kayak orangnya tuh easy going, mau suka mau duka yang penting bisa makan ya udah seneng hhee. Perjalanannya untuk menjadi seorang pengusaha sapu saja seperti air mengalir, lancar saja sehingga bisa besar sampai seperti sekarang. Ia pergi haji sudah 2 tahun yang lalu yaitu pada tahun 2010. Ia orangnya selalu membantu orang lain dan sangat ringan tangan sehingga banyak sekali keajaiban-keajaiban tentang refeksi dirinya selama di tanah suci.
Ketika sampai di tanah air suami istri itu bercerita tentang pengalamannya, ketika berada ditanah suci mereka tak pernah sedikitpun kekurangan makanan bahkan selalu berlebih, jadi katanya jika kita ditanah suci selalu ada bantuan makanan atau sedekah dari orang daerah sana untuk para jama'ah haji. Nah disana ada serombongan orang yang setiap lewat selalu saja tidak kebagian makanan entah itu tidak ditawari atau entah diserobot orang lain tapi untuk pak Tawa dan Ibu Namah mereka selalu saja diberikan makanan padahal sudah mendapatkan beberapa kantong sedangkan yang lainnya saja belum tentu, jadi mereka tersadar kalo selama didunia mereka selalu memberi kepada orang yang membutuhkan, ibaratnya ringan tangan. Kemudian disana mereka juga bertemu dengan seorang ibu yang ketika solat di masjidil haram selalu di sempitkan dan dimarahi oleh orang sebelahnya yang tinggi besar padahal kanan orang yang menggeser ibu tadi lenggang dan ibu itu pun sudah kepinggir-pinggir tapi tetap saja di disikut-sikut oleh orang disebelahnya sampai sampai ibu itu menangis, ternyata ibu itu jujur kepada ibu Namah Dan bilang kalo ia pergi haji menggunakan uang suaminya, dan suaminya itu adalah seorang hakim. Namanya seorang hakim, pasti adakala nya kesulitan untuk menegakkan keadilan bahkan ibu tadi meragukan kehalalan uang yang digunakan untuk pergi haji itu.
Kemudian Ibu Namah Dan Pak Tawa Juga bercerita klo allah itu benar - benar sesuai dengan apa yang hambanya sangka kan. Jadi temannya selama pergi haji / satu rombongan dengan mereka merasa khawatir jika sandalnya akan hilang ketika solat di masjidil haram eh ternyata sandalnya benar-benar hilang setelah ia selesai sholat. Padahal Ibu Namah Dan pak Tawa ini juga punya sendal yang bagus tapi ia berprasangka baik dan yakin allah pasti akan menjaga sandalnya dan benar sendal itu tidak hilang.
Nah cerita kedua adalah Pakde dan Bude Jadi mereka adalah pasangan suami istri yang umurnya sudah lumayan tua sekitar 60 tahun. Pada tahun ini mereka baru berangkat pergi haji tapi sebelum mereka pergi ketanah suci mereka sempat bercerita tentang keberkahan yang dialami menjelang keberangkatannya.
Jadi ketika ia mendaftar haji di hari jumat pada saat itu kantor pendaftaran dalam keadaan sangat ramai kemudian ia menunggu dibangku padahal banyak orang yg sudah mengantri sebelum ia datang tapi tiba-tiba ia langsung dipanggil oleh petugas dan langsung suruh duduk dan dilayani lebih dahulu dibanding yg datang duluan tadi.
Kemudian dalam kesehariannya ia juga sangat ringan tangan dulu sebelum mama bude meninggal ia berpesan pada bude Kalo rumah peninggalannya mohon di bangun dan diperbesar dan ia ingin rumah itu disebelahnya ada masjid. Kemudian ia bingung uang dari mana untuk bisa memperbesar rumah dan membangun masjid disebelahnya padahal rumah ia kecil sekali, tapi subhanallah selalu ada jalan saat seorang anak mengikuti dan mentaati nasehat atau keinginan orang tua. bude niiat dalam hati benar-benar ingin mengabulkan permintaan mama nya dan akhirnya ada saja rejeki untuk membangun dan memperluas rumahnya sedikit demi sedikit plus membangun masjid disamping rumahnya al hasil sekarang rumah itu sudah selesai dibangun sesuai permintaan orang tuanya.
Kemudian menjelang keberangkatan ketanah suci banyak sekali orang yang datang kerumahnya. Aku sendiri merasakan keajaiban itu, ini membuktikan bahwa sesempurna apapun manusia berencana tetap allah yang menentukan, jadi tadinya aku sudah mempersiapkan hari weekend aku untuk pergi bersama teman-teman dikantor, karena kerjaku shifting jadi libur sabtu minggu itu adalah hal yang tidak lumrah. Nah pada jumat sore sesampainya tiba dirumah Aku langsung diberitahukan oleh ibuku bahwa besok aku harus ikut pulang ke batang, jawa tengah karena ada bude dan pakde yang akan pergi haji dan keluarga sedang kumpul semua. Awalnya aku menolak karena sudah ada janji untuk pergi dengan teman, tapi mengingat mereka memang sangat baik padaku selama aku mengenalnya jadi aku memutuskan untuk pergi. Aku dan keluargaku termasuk paman dan bibi aku pergi ke batang pada hari sabtu sore jam 16.00 wib dan tiba disana jam 03.00 wib. Yang bisa aku baca dari kejadian itu adalah biasanya saat hajatan seperti pernikahan atau hal lain keluarga selalu saja tidak semuanya berkumpul pasti ada saja halangan. Tapi untuk bisa mengantar keberangkatan ke tanah suci pakde dan bude seakan-akan allah memberikan berkah dengan mengumpulkan semuanya disatu tempat dirumah bude dan pakde aku itu sehingga tali silahturahim terjalin. dan saat berbincang dengan bude dia mengatakan pergi haji itu ibadah yang sangat nikmat bahkan menjelang keberangkatan saja sudah diperlihatkan berkah-berkah untuk orang yang menunaikannya.
Pada saat sholat berjamaah di masjid sebelah rumahnya aku melihat bude Sholat, ia terlihat sangat kesulitan untuk menunaikan sholat dikarenakan memang faktor umur dan tubuhnya yang sudah tidak sesehat dulu tapi pada saat ia berdoa dan berdzikir setelah sholat raut mukanya terlihat sangat tenang sehingga membuat orang yang melihatnya merasa terpukul bahwa orang yang diberikan kesehatan lebih saat mengerjakan sholat terkadang menunda dan tidak khusuk.
Pergi haji bukan hanya karena rejeki yang berlebih, tapi lebih karena panggilan / undangan dari allah. Dan untuk orang-orang terpilih yang dapat diundang langsung oleh allah kerumahnya maka akan terlihat tanda-tanda ke-shaleh-an hamba itu sehingga orang lain dapat mengambil pelajaran daripadanya.
Aku memang belum pernah pergi ke tanah suci makkah. Tapi suatu saat nanti aku yakin aku bisa kesana, insyaallah jika allah mengijinkan. Sekaligus memberangkatkan kedua orangtuaku pergi haji.
Yang penting kita memantaskan diri agar allah bisa mencintai dan ridha kepada kita, bila allah sudah ridha insyaallah kita pasti diundang kerumahnya.
Aku punya 2 cerita tentang orang terdekatku yang sudah pergi haji. Pertama tetanggaku dia itu pengusaha sapu namanya pak Tawa dan ibu Namah dia itu bukan orang berpendidikan karena untuk baca tulis saja dia tidak bisa tapi ia selalu tertawa baik dalam keadaan suka maupun duka yah anggapannya kayak orangnya tuh easy going, mau suka mau duka yang penting bisa makan ya udah seneng hhee. Perjalanannya untuk menjadi seorang pengusaha sapu saja seperti air mengalir, lancar saja sehingga bisa besar sampai seperti sekarang. Ia pergi haji sudah 2 tahun yang lalu yaitu pada tahun 2010. Ia orangnya selalu membantu orang lain dan sangat ringan tangan sehingga banyak sekali keajaiban-keajaiban tentang refeksi dirinya selama di tanah suci.
Ketika sampai di tanah air suami istri itu bercerita tentang pengalamannya, ketika berada ditanah suci mereka tak pernah sedikitpun kekurangan makanan bahkan selalu berlebih, jadi katanya jika kita ditanah suci selalu ada bantuan makanan atau sedekah dari orang daerah sana untuk para jama'ah haji. Nah disana ada serombongan orang yang setiap lewat selalu saja tidak kebagian makanan entah itu tidak ditawari atau entah diserobot orang lain tapi untuk pak Tawa dan Ibu Namah mereka selalu saja diberikan makanan padahal sudah mendapatkan beberapa kantong sedangkan yang lainnya saja belum tentu, jadi mereka tersadar kalo selama didunia mereka selalu memberi kepada orang yang membutuhkan, ibaratnya ringan tangan. Kemudian disana mereka juga bertemu dengan seorang ibu yang ketika solat di masjidil haram selalu di sempitkan dan dimarahi oleh orang sebelahnya yang tinggi besar padahal kanan orang yang menggeser ibu tadi lenggang dan ibu itu pun sudah kepinggir-pinggir tapi tetap saja di disikut-sikut oleh orang disebelahnya sampai sampai ibu itu menangis, ternyata ibu itu jujur kepada ibu Namah Dan bilang kalo ia pergi haji menggunakan uang suaminya, dan suaminya itu adalah seorang hakim. Namanya seorang hakim, pasti adakala nya kesulitan untuk menegakkan keadilan bahkan ibu tadi meragukan kehalalan uang yang digunakan untuk pergi haji itu.
Kemudian Ibu Namah Dan Pak Tawa Juga bercerita klo allah itu benar - benar sesuai dengan apa yang hambanya sangka kan. Jadi temannya selama pergi haji / satu rombongan dengan mereka merasa khawatir jika sandalnya akan hilang ketika solat di masjidil haram eh ternyata sandalnya benar-benar hilang setelah ia selesai sholat. Padahal Ibu Namah Dan pak Tawa ini juga punya sendal yang bagus tapi ia berprasangka baik dan yakin allah pasti akan menjaga sandalnya dan benar sendal itu tidak hilang.
Nah cerita kedua adalah Pakde dan Bude Jadi mereka adalah pasangan suami istri yang umurnya sudah lumayan tua sekitar 60 tahun. Pada tahun ini mereka baru berangkat pergi haji tapi sebelum mereka pergi ketanah suci mereka sempat bercerita tentang keberkahan yang dialami menjelang keberangkatannya.
Jadi ketika ia mendaftar haji di hari jumat pada saat itu kantor pendaftaran dalam keadaan sangat ramai kemudian ia menunggu dibangku padahal banyak orang yg sudah mengantri sebelum ia datang tapi tiba-tiba ia langsung dipanggil oleh petugas dan langsung suruh duduk dan dilayani lebih dahulu dibanding yg datang duluan tadi.
Kemudian dalam kesehariannya ia juga sangat ringan tangan dulu sebelum mama bude meninggal ia berpesan pada bude Kalo rumah peninggalannya mohon di bangun dan diperbesar dan ia ingin rumah itu disebelahnya ada masjid. Kemudian ia bingung uang dari mana untuk bisa memperbesar rumah dan membangun masjid disebelahnya padahal rumah ia kecil sekali, tapi subhanallah selalu ada jalan saat seorang anak mengikuti dan mentaati nasehat atau keinginan orang tua. bude niiat dalam hati benar-benar ingin mengabulkan permintaan mama nya dan akhirnya ada saja rejeki untuk membangun dan memperluas rumahnya sedikit demi sedikit plus membangun masjid disamping rumahnya al hasil sekarang rumah itu sudah selesai dibangun sesuai permintaan orang tuanya.
Kemudian menjelang keberangkatan ketanah suci banyak sekali orang yang datang kerumahnya. Aku sendiri merasakan keajaiban itu, ini membuktikan bahwa sesempurna apapun manusia berencana tetap allah yang menentukan, jadi tadinya aku sudah mempersiapkan hari weekend aku untuk pergi bersama teman-teman dikantor, karena kerjaku shifting jadi libur sabtu minggu itu adalah hal yang tidak lumrah. Nah pada jumat sore sesampainya tiba dirumah Aku langsung diberitahukan oleh ibuku bahwa besok aku harus ikut pulang ke batang, jawa tengah karena ada bude dan pakde yang akan pergi haji dan keluarga sedang kumpul semua. Awalnya aku menolak karena sudah ada janji untuk pergi dengan teman, tapi mengingat mereka memang sangat baik padaku selama aku mengenalnya jadi aku memutuskan untuk pergi. Aku dan keluargaku termasuk paman dan bibi aku pergi ke batang pada hari sabtu sore jam 16.00 wib dan tiba disana jam 03.00 wib. Yang bisa aku baca dari kejadian itu adalah biasanya saat hajatan seperti pernikahan atau hal lain keluarga selalu saja tidak semuanya berkumpul pasti ada saja halangan. Tapi untuk bisa mengantar keberangkatan ke tanah suci pakde dan bude seakan-akan allah memberikan berkah dengan mengumpulkan semuanya disatu tempat dirumah bude dan pakde aku itu sehingga tali silahturahim terjalin. dan saat berbincang dengan bude dia mengatakan pergi haji itu ibadah yang sangat nikmat bahkan menjelang keberangkatan saja sudah diperlihatkan berkah-berkah untuk orang yang menunaikannya.
Pada saat sholat berjamaah di masjid sebelah rumahnya aku melihat bude Sholat, ia terlihat sangat kesulitan untuk menunaikan sholat dikarenakan memang faktor umur dan tubuhnya yang sudah tidak sesehat dulu tapi pada saat ia berdoa dan berdzikir setelah sholat raut mukanya terlihat sangat tenang sehingga membuat orang yang melihatnya merasa terpukul bahwa orang yang diberikan kesehatan lebih saat mengerjakan sholat terkadang menunda dan tidak khusuk.
Pergi haji bukan hanya karena rejeki yang berlebih, tapi lebih karena panggilan / undangan dari allah. Dan untuk orang-orang terpilih yang dapat diundang langsung oleh allah kerumahnya maka akan terlihat tanda-tanda ke-shaleh-an hamba itu sehingga orang lain dapat mengambil pelajaran daripadanya.
0 comments:
Posting Komentar