Berbagi adalah kebahagiaan
Hari ini entah kenapa aku sedang ingin menulis pengalaman pribadiku mengenai berbagi. bukan berniat pamer atau apapun namun hanya berniat membagikan pengalaman :D
Kemarin baru saja aku mendapatkan teguran dari ibuku, ibuku dengan asyiknya membaca2 sms di hp ku, sebenarnya aku sangat tidak senang jika ibuku selalu ingin tahu tentang hal-hal pribadiku karena memang aku tipe orang yang tidak suka di ungkit2 untuk urusan pribadi.
Seketika saja aku mengetahui dan merebut HP ku, "ibu kok buka2 HP aku?" kataku kesal. kemudian ibuku memberikan HP ku padaku dan seraya berkata sambil tersenyum "dd infak kemana?", aku menjawab sekena nya "ke badan zakat lah". kemudian ibuku menjawab "lebih baik kalo mau berinfaq dari keluarga yang lebih dekat dulu baru jika dalam lingkup yang terdekat sudah tercukupi silahkan berbagi dengan yang jauh. itu bukan berarti kita tidak boleh berbagi dengan orang lain yang hubungannya sedikit jauh dari keluarga, tapi alangkah baiknya dari orang terdekat dulu kita bantu baru ke luar lingkup yang lebih besar."
jlepppppp aku merasa tertegun, selama ini aku tidak peka terhadap lingkungan terdekatku dan hanya memikirkan yang diluar. aku merasa malu dengan diriku sendiri, selama ini keluarga dari ibu atau dari ayahku masih banyak yang kekurangan di desa atau bahkan tetanggaku sendiri, kenapa aku tidak membantu mereka terlebih dahulu? kemudiaan ibuku melanjutkan ceramah malamnya hhhiii :P seraya memberikan contoh padaku, "dd jangan seperti salah satu keluarga kita yang satu itu, ia memang kaya sekarang sudah menjadi seorang wirausaha tapi apakah keluarganya merasa terbantu dengan kehadirannya? dan jawabannya adalah tidak, dia sama sekali tidak loyal dengan keluarganya dan tidak membantu dari lingkungan terkecil seperti keluarganya padahal dari mereka ada keluarga yang telah meninggal suaminya sehingga keponakannya menjadi anak yatim, kemudian yang anaknya banyak namun penghasilan keluarganya selalu tidak mencukupi, kemudian yang sudah tua namun tidak dicukupi kebutuhanya oleh anak-anaknya. ia selalu berbuat baik pada orang lain yang tidak ia kenal tapi untuk keluarga sendiri ia sama sekali tidak loyal, apa jika dilihat tetangga/orang lain hal itu baik? pasti tidak enak juga dilihat oleh tetangga dan keluarga sendiri dan malah sering jadi omongan.
Ibuku melanjutkan, ibu senang karena dd sudah mau untuk belajar berbagi tapi mulailah dalam ruang lingkup terdekat jangan langsung kelingkup yang lebih besar, jika suatu saat nanti kita kesulitan pastilah orang terdekat kita termasuk tetangga yang paling enak untuk dimintai bantuan bukan orang lain selain itu doa dari orang terdekat/keluarga/tetangga jauh lebih manjur dari pada doa dari orang lain, siapa tahu dengan keadaan seperti ini suatu saat nanti dd bisa mencukupkan rejeki mereka dan juga ruang lingkup yang lebih besar lagi.
ceramah malam itu sudah cukup sebagai suatu teguran bagiku. mulai sekarang sebagai seorang yang di cukupkan rejekinya tidak ada salahnya untuk belajar berbagi selagi cukup sebelum kita di kurangkan rejekinya. mulai dari yang terdekat kemudian keluar lingkup yang lebih besar lagi. aku yakin disetiap rejeki kita ada rejeki orang lain maka berbagilah. disaat sempit maupun disaat luas, disaat kita berbagi disaat itulah hati kita disentuh agar menjadi orang yang lebih peka untuk orang lain. disaat itu pulalah kita belajar menjadi orang yang ikhlas, disaat itu pula kita akan dipercaya untuk dittipkan rejeki yang lebih besar oleh Allah. jangan tunggu kaya baru memberi, jangan tunggu ikhlas baru memberi banyak, memberi banyak dulu baru bisa ikhlas. from now on, Let's start Giving :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- yume_no_hikari
- Many things in this world we don't know, starting to find out, and look from different point of view.
0 comments:
Posting Komentar