Mark Chagall, ia dianggap sebagai salah seorang
seniman besar yang pernah ada di abad ke 20. Dia lahir dari keluarga yang amat
miskin di Rusia.
Nasibnya kemudian membawanya ke Paris. dan disanalah ia membangun reputasinya hingga diakui di seluruh dunia. Namun, yang luar biasa, Majalah Newsweek mengatakan, setiap kali pengemis atau gelandangan yang membutuhkan kerja mencarinya, ia akan berusaha memberi mereka pekerjaan. Mengapa? Ketika ditanya, ia mengatakan karena ia tahu apa artinya kemiskinan yang pernah ia jalani dan karena itulah ia berusaha membantu mereka yang miskin, setelah ia berhasil. Namun, ada satu kalimat menarik yang dikatakan Mark Chagall yang menarik,
Nasibnya kemudian membawanya ke Paris. dan disanalah ia membangun reputasinya hingga diakui di seluruh dunia. Namun, yang luar biasa, Majalah Newsweek mengatakan, setiap kali pengemis atau gelandangan yang membutuhkan kerja mencarinya, ia akan berusaha memberi mereka pekerjaan. Mengapa? Ketika ditanya, ia mengatakan karena ia tahu apa artinya kemiskinan yang pernah ia jalani dan karena itulah ia berusaha membantu mereka yang miskin, setelah ia berhasil. Namun, ada satu kalimat menarik yang dikatakan Mark Chagall yang menarik,
“Hal paling buruk adalah ketika seseorang terlalu awal mendapatkan suksesnya…tapi sebenarnya ia baru mendapatkan sedikit sukses, sedikit uang, sedikit kepuasan. Tapi, orang ini sudah terlanjur jadi sombong. Akibatnya, kesuksesan yang sedikti dan tanggung ini, justru menghambat dirinya meraih kesuksesan berikutnya!”
Berulang kali, kita melihat orang yang sukses dan
menjadi sombong. Bahkan, ada yang belum sukses saja, sombongnya sudah
selangit. Apalagi kalau udah sukses? Sampai-sampai, kita berpikir kalau dia
sukses, lagaknya kayak apa?
Nah, itulah yang membuatku kali ini tertarik membicarakan
soal kesuksesan yang tanggung. Orang yang terlalu dini, atau terlalu
cepat meraih suksesnya. Dan bicara soal ini, tiba-tiba pikiranku jadi teringat
kisahnya Michael Jackson yang sudah menjadi terkenal sejak masih kecil
yangkemudian popular dengan sebutan “The Jackson Five”. Sejak
kecil, ia telah terkenal. Dan sejak itulah, mempertahankan serta menciptakan
kesuksesan yang lebih baik lagi, menjadi tantangan baginya. Tak heran, kita
mendengarkan banyak kisah kehidupan Michael Jackson yang aneh, hingga
kematiannya yang dianggap masih menciptakan misteri yang tak terjawab. Belum
lagi, kalau kita mendengar kisah idola cilik kita dimasa kita masa kecil yang
tiba-tiba namanya lenyap, dan tahu-tahu ketika diberitakan, malah terkena
narkoba, dll. Sungguh mengenaskan rasanya, jika kita mendengarkan
bintang-bintang idola cilik kita, yang setelah besar justru menghancurkan
hidupnya sendiri seperti itu.
Makanya, tidak salah kalau dikatakan begini:
Berhati-hatilah dengan kesuksesan yang tanggung, ataupun sukses yang terlalu cepat. Kadang, kesuksesan yang tanggung, justru jadi penghambat kesuksesan berikutnya.Masalahnya, tatkala sudah jadi sukses, orang mulai terlalu puas diri. Mereka jadi sombong, lupa belajar, tidak mau terima masukan dari sekelilingnya. Juga, tidak mau melihat perubahan di sekelilingnya. Dan dari situlah awal kehancuran seseorang. Jadi, kadang saya kasihan dengan anak yang terlalu cepat suksesnya. Komentar saya, “Pasti akan menjadi beban hidupnya anak ini sepanjang hidupnya untuk trus menjaga reputasi dan suksesnya. Itu nggak mudah!”.
Karena itu, saya menyarankan kita juga berdoa secara
khusus. Berdoalah bukan hanya supaya kamu mampu menanggung kesulitanmu, tetapi
juga berdoa Tuhan memberi kesuksesan yang mampu kau tanggung! Ini serius. Rasanya,
nggak pernah ada yang mengajarkan doa seperti itu sepanjang hidupku. Tetapi,
saya sungguh belajar…. kesuksesan yang pas perlu didoakan. Kadang, saya
pikir Tuhan tidak memberikan kesuksesan yang kita minta, rejeki yang kita
inginkan ataupun karir yang kita dambakan, karena kita memang belum siap, kita
belum matang. Ketika itu terlalu dipaksakan, hasilnya adalah pribadi yang
tanggung. Kesuksesan yang tidak matang, menciptakan pribadi yang dalam bahasa
prokemnya kita bilang….”mentang-mentang”,” sok”
dan “belagu”.
Hari ini, bersama denganku, saya ingin mengajak Anda
berdoa bergini,
“Tuhan berikanlah kepadaku sukses yang layak buatku. Sukses yang mampu kutanggung. Agar aku tidak menjadi iri dengan kesuksesan orang lain. Agar ketika suksespun, aku tidak menjadi congkak dan tinggi hati yang membuatku lupa diri, lupa keluarga dan lupa dari mana aku berasal!”
sumber : artikel dari Anthony Dio Martin di HRExcellency_Club 3 februari 2014
0 comments:
Posting Komentar